Setelah sekian lama kedua sahabat itu melepas rindu, akhirnya Ria pamit undur diri. Sebenarnya berat bagi keduanya berpisah. Namun apa daya, waktu terus bergulir, ada rindu yang ingin dilepas, namun ada tugas yang harus diselesaikan. Tugas sebagai ibu, wanita, anak bangsa, dan guru, yang mana tugas itu tidak bisa diselesaikan jika waktu dilalui hanya dengan melepas rindu. Akhirnya dengan berat hati Rose melepas 'satu-satunya saudara perempuannya' itu. Sebelum pergi, Rose memberikan bingkisan berupa beras kurang lebih sepuluh kg kepada Ria. Dangan rendah hati Ria menolak. Banyak faktor bagi Ria mengapa menolak bingkisan itu. Salah satunya karena, ia merasa Rose lebih membutuhkan itu daripada dirinya. Kondisi ekonomi Ria memang relatif jauh di atas Rose. Untuk makan sehari-hari saja, perlu kerja keras luar biasa bagi Rose beserta keluarga. Namun di sisi lain Ria tahu, Rose memberikan bingkisan itu atas dasar kasih-sayangnya kepada 'saudara perempuan satu-satunya' yang tidak lain adalah Ria sendiri. Dengan setengah dipaksa akhirnya Ria menerima bingkisan itu.
Inilah persahabatan sejati. Dimana sahabat sejati rela memberikan harta terbaiknya untuk sahabatnya. Tak peduli harta itu mungkin satu-satunya yang ia miliki.
(entah nyata atau tidak, Ipoel terinspirasi saat menuang segenggam beras untuk dimasak pada 27-10-2010 jam 19:02)
1 komentar:
Keep blogging brow..!!!
Posting Komentar