Pages

Senin, 15 November 2010

Teladan Kartini

Kau adalah selayaknya teladan bagi Kartini. Aku sangat bahagia, tulus, bisa berada sangat dekat denganmu. Setiap langkahmu adalah teladan bagiku. Yang aku tahu, kau terlahir untuk menghiasi dunia, membimbingnya menuju keindahan. Terima kasihku tak terperi kutujukan pada-Nya, setiap saat, atas keberkahan luar biasa bisa berjumpa denganmu, bahkan lebih dari sekedar itu. Tak bisa kubayangkan jika engkau tiada. Entah berapa juta anak manusia yang menangis tersedu karena kehilanganmu. Kau hidup, sepatut-patutnya menjadi lentera bagi sekelilingmu. Engkau adalah guru, teladan, pejuang, anak bangsa, ibu, sahabat sejati, dan yang paling penting, kau adalah seorang wanita. Bagiku, wanita adalah keindahan. Dan kau, kau tak sekedar indah. Kau juga memberikan semerbak wangi, kau tebarkan wewangian dengan caramu yang indah, indah. Sampai hari ini kau beranjak senja, namun itu tak menyurutkanmu. Aku tahu, semangatmu selalu membara, setiap detikmu adalah perjalanan perjuangan. Perjuangan dalam makna yang sebenarnya, dalam arti sempit maupun meluas. Ijinkan ku berkata, kau adalah pejuang sejati. Pejuang bangsa, peradaban, agama. Kaulah pahlawanku. 14/11/2010 10:13 PM

  

Rabu, 27 Oktober 2010

Sahabat Sejati

Ada dua sahabat yang baru saja bertemu setelah sekian lama jarak memisahkan mereka. Anggap saja mereka bernama Rose dan Ria. Ria berkunjung ke rumah Rose saat itu. Setelah bercakap panjang lebar, dengan sedih saat itu Rose berkata pada Ria, "sekarang tinggal kau satu-satunya saudara perempuanku". Yah, Ria memiliki dua saudara perempuan kandung dan keduanya  sudah pergi. Rose memang sangat akrab dengan keluarga Ria selayaknya saudara kandung. Sebenarnya Rose lebih dekat dengan Kasih, kakak kandung Ria. Jalinan persahabatana antara Kasih dan Rose memang lebih dekat diantara yang lain lantaran mereka tinggal berdekatan. Faktanya, Ria dan Kasih memiliki wajah yang mirip. Tak heran jika Rose, bahkan terutama anak-anak Kasih, kini seperti menganggap Ria sebagai 'wujud' dari seorang Kasih yang kini sudah pergi.
Setelah sekian lama kedua sahabat itu melepas rindu, akhirnya Ria pamit undur diri. Sebenarnya berat bagi keduanya berpisah. Namun apa daya, waktu terus bergulir, ada rindu yang ingin dilepas, namun ada tugas yang harus diselesaikan. Tugas sebagai ibu, wanita, anak bangsa, dan guru, yang mana tugas itu tidak bisa diselesaikan jika waktu dilalui hanya dengan melepas rindu. Akhirnya dengan berat hati Rose melepas 'satu-satunya saudara perempuannya' itu. Sebelum pergi, Rose memberikan bingkisan berupa beras kurang lebih sepuluh kg kepada Ria. Dangan rendah hati Ria menolak. Banyak faktor bagi Ria mengapa menolak bingkisan itu. Salah satunya karena, ia merasa Rose lebih membutuhkan itu daripada dirinya. Kondisi ekonomi Ria memang relatif jauh di atas Rose. Untuk makan sehari-hari saja, perlu kerja keras luar biasa bagi Rose beserta keluarga. Namun di sisi lain Ria tahu, Rose memberikan bingkisan itu atas dasar kasih-sayangnya kepada 'saudara perempuan satu-satunya' yang tidak lain adalah Ria sendiri. Dengan setengah dipaksa akhirnya Ria menerima bingkisan itu.
Inilah persahabatan sejati. Dimana sahabat sejati rela memberikan harta terbaiknya untuk sahabatnya. Tak peduli harta itu mungkin satu-satunya yang ia miliki.

(entah nyata atau tidak, Ipoel terinspirasi saat menuang segenggam beras untuk dimasak pada 27-10-2010 jam 19:02)

Senin, 25 Oktober 2010

Salam kenal

Salam kenal sobat sekalian!!! Disini Ipoel ingin berbagi pengalaman, pelajaran, dan menuangkan ide-ide yang Ipoel miliki. Harapannya semoga dapat bermanfaat terutama bagi Ipoel sendiri dan sobat sekalian. Terima kasih...